Kabar Gembira untuk Honorer K2 yang Ingin jadi PPPK, dari Pak Tjahjo. Lihat yuk...
JAKARTA - Pemerintah menyiapkan 1 juta formasi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) untuk memenuhi kebutuhan guru di seluruh Indonesia.
Pemenuhan kebutuhan guru ini akan dilakukan secara bertahap mulai 2021.
"Tiga pekan lalu, saya bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Keuangan sudah bersepakat untuk merekrut 1 juta guru mulai 2021 dalam memenuhi kebutuhan tenaga pendidik di pusat dan daerah," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Tjahjo Kumolo dalam webinar Korpri baru-baru ini.
Tidak hanya guru, menurut Tjahjo, formasi lainnya seperti tenaga kesehatan, tenaga penyuluh, dan tenaga teknis lainnya akan juga direkrut tahun depan.
Penambahan formasi aparatur sipil negara (ASN) baik PNS maupun PPPK untuk memenuhi kebutuhan seluruh instansi setelah tahun ini tidak ada rekrutmen.
"Tahun depan tidak hanya formasi guru yang disiapkan. Tenaga kesehatan, penyuluh, dan tenaga teknis lainnya akan kami tambah sesuai usulan kebutuhan organisasi masing-masing instansi," terangnya.
Sebelumnya Plt Deputi SDM Aparatur KemenPAN-RB Teguh Widjonarko menjelaskan, untuk formasi guru, sesuai permintaan Mendikbud Nadiem Makarim, seluruhnya diarahkan ke PPPK.
Sedangkan formasi tenaga kesehatan, penyuluh, dan tenaga teknis lainnya ada yang mengisi PNS maupun PPPK.
Namun, kata Teguh, mulai 2021, formasi PPPK akan lebih diperbanyak dibandingkan PNS.
Hanya dia belum menyebutkan berapa persentase antara keduanya.
Sementara Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Iwan Syahril mengungkapkan, rekrutmen guru PPPK tahun depan diberikan kesempatan kepada guru-guru honorer yang terdaftar di data pokok Kependidikan (dapodik).Juga bagi lulusan PPG (pendidikan profesi guru).
Dia menambahkan, dalam rekrutmen nanti akan ada seleksi berupa ujian konten dan bernalar.
Untuk memudahkan para peserta tes, Kemendikbud akan membantu dengan memberikan bahan pembelajaran.
"Jadi kalau dalam tes pertama gagal, bukan berarti tidak bisa ikut lagi. Peserta kami berikan kesempatan tiga kali untuk ikut tes. Itu sebabnya Kemendikbud bantu dengan memberikan bahan pembelajaran," tandasnya.
Link sumber : www.jpnn.com